Situs
ini berada di desa Samsundu, Kecamatan Limboro , Kabupaten Polman,
berjarak sekitar 3 km dari ibukota kecamatan Tinambung Letak situs dari
jalan desa sudah diaspal berjarak sekitar 150 meter kearah selatan harus
ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak pemukiman, sebelah
barat dengan kebun pisang, sebelah selatan dan timur dengan kebun
pisang dan kelapa, pada ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut.
Keseluruhan makam di situs itu, berjumlah 4 buah dengan rincian 3
besar, dan 1 ukuran kecil berada dalam sebuah rumah atau cungkup dengan
dinding tembok dan atap seng. Kondisi fisik sebenarnya cukup terawat
karena oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar telah
menempatkan seorang juru pelihara ( PNS ) namun karena ulah sekelompok
oknum yang mengaku keluarga tokoh yang dimakamkan memberikan cat perak
seluruh komponen makam sehingga nampak makam tidak asli. Tokoh utama
yang dimakamkan adalah tuan Lamgngarang, beliau selain seorang putra
bangsawan yang sangat berjiwa social dikenal pula sebagai muballig atau
penganjur agama Islam didaerah Mandar
yang memiliki sejumlah kesaktian. Menurut informasi, konon sewaktu akan
melaksanakan ibadah haji ke tanah suci kendaraan yang ditumpangi
bukanlah kapal atau perahu malainkan laopi – lopi kelapa
( anjoro ) di samping kesaktian lainnya dapat mendatangkan hujan lewat
doanyan sehingga beliau juga dianggap seorang wali Allah.
Makam
lainnya adalah makam Puang di Pangale, Puang ri Camba, dan makam
anaknya Puang di Pangale. Menilik bentuk bangunan makam khususnya jirat
atau kijing makam Nampak dibuat dengan cara memahat sedemikian rupa
sebuah batu monolit ( peti batu ) yang akhirnya terbentuk sebuah
bangunan berundak lengkap dengan gunungan yang terletak pada kaki da
kepala jirat dan di atas atau di tengah jirat ditancapkan nisan bentuk
gada bermahkota maupun Nisan pipih menyerupai trisula.
Nisan
bentuk gada bermahkota adalah nisan yang bentuk dasarnya bulat ( bundar
) dan pada bagian kepala di bentuk sedemikian rupa menyerupai mahkota
ataupun kopiah sedang bagian dasarnya dipahat membentuk bidang – bidang.
Nisan bentuk pipih adalah nisan yang bentuk dasarnya tipis dan pada
puncak dibuat meruncing menyerupai mata tombak.
Hal
yang menarik dari bagian – bagian makam di kompleks ini adalah bahwa
bangunan makam seakan – akan tidak langsung di lokasi tersebut namun
dibuat ditempat lain kemudian dipindahkan ketempatnya yang sekarang.
Asumsi ini didasarkan pada kedudukan jirat atau kijing makam yang tidak
menyatu dengan tanah disekelilingnya bahkan dasarnya ditopang sejumlah
batu karang. Bahkan bahan baku pembuatan makam seluruhnya dari batu
karang. Pola hias yang mendominasi jirat dan nia\san adalah pola hias
sulu – suluran floraistis dan geometris dalam bentuk pilin ganda, dibuat
dengan menggores ( incise ).
Inskripsi sebagai salah satu dasar yang dapat memberikan petunjuk dalam
mengungkap identitas yang dimakamkan tidak ditemukan sama sekali.
Ukuran makam sebagai berikut :
Ø Makam yang besar, berukuran :
Tinggi = 95 cm
Lebar = 57 cm
Panjang = 120 cm
Ø Makam yang sedang, berukuran :
Tinggi = 137 cm
Lebar = 71 cm
Panjang = 95 cm
Ø Makam yang kecil, berukuran :
Tinggi = 121 cm
Lebar = 56 cm
Panjang = 72 cm
Sumber : http://www.budparpolewalimandar.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar