Makam
ini terletak di lingkungan Paggiling, Kelurahan Tinambung, Kecamatan
Tinambung berada pada ketinggian 70 meter dari permukaan laut. Situs ini
dapat dijangkau dengan melewati setapak mendaki yang berjarak 500 meter
dari ibukota kecamatan Tinambung. Situs ini terletak di sebuah bukit
dengan lingkungan alamnya dipenuhi tanaman palawija seperti kelapa dan
pisang.
Kompleks
makam ini telah dipagar, dan untuk merawat serta memelihara kompleks
makam ini telah ditempatkan juru pelihara ( honor ) dari Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar.
Status
kepemilikan tanah oleh keluarga Maraddia (H. A. Manda ). Jumlah makam
dikompleks ini sekitar 95 buah dan telah dipugar oleh Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Makassar. Dari sejumlah makam yang ada hanya
beberapa buah yang diketahui identitasnya yaitu :
1. Makam Puang Tuppu, beliau termasuk salah seorang pemangku adat di kerajaan Balanipa, makamnya terletak disebelah barat kompleks.
2. Pamassei,
tokoh ini yang paling utama dalam kompleks makam ini, makamnya terletak
persis di depan pintu gerbang kompleks makam dan berada dalam sebuah
cungkup dengan dinding terali besi. Makamnya telah mengalami pemugaran
khusus jiratnya telah diberi tegel keramik. Beliau merupakan anak raja
Tokape ( Jaka Talluna Balanipa ) yang turut memperkuat dan melanjutkan
perjuangan Maraddia Tokape di bawah pimpinan Ammana I Wewang di dalam
melawan penjajah Kolonial Belanda dan sangat gigih berjuang
mempersatukan kerajaan – kerajaan Mandar dan mengakhiri perang saudara
yang sering terjadi.
Orientasi
bangunan /jirat makam mengarah utara – selatan sehingga dikategorikan
sebagai makam Islam. Adapun ukuran makam bervariasi ada yang besar,
sedang dan kecil. Dibawah ini ukuran masing – masing sampel.
Bangunan / jirat makam yang besar berjumlah 21 buah, berukuran :
- Panjang : 364 cm
- Lebar : 223 cm
- Tinggi : 60 cm
Yang berukuran sedang sebanyak 40 buah, berukuran
- :Panjang : 45 cm
- Lebar : 62 cm
- Tinggi : 80 cm
Yang berukuran kecil sebanyak 34 buah, berukuran :
- Panjang : 36 cm
- Lebar : 21 cm
- Tinggi : 20 cm
Teknik pembuatan bangunan makam ada 2 yaitu :
1. Dengan
system papan batu yang dihubungkan satu dengan yangn lain diikat dengan
pen membentuk bangunan berundak 2 sampai dengan 4.
2. Dengan
mempergunakan batu monolit ( peti batu ) dimana yang dikerjakan dan
dipahat lebih lanjut hanya bagian atas jirat berupa pembuatan lubang
untuk tempat nisan ditancapkan.
Nisan
sebagai salah satu komponen makam yang selalu hadir memperlihatkan
beberapa tipe yaitu tipe hulu keris, gada bermahkota, pipih menyerupai
trisula atau mata tombak dan nsan tidak beraturan.
Khusus
untuk nisan hulu keris dan gada, nampaknya selalu ditempatkan
berpasangan pada setiap makam. Unsur lain yang melengkapi makam adalah
gunungan yang selalu dipasang pada bagian kaki dan kepala makam namun
penempatan gunungan ini biasanya pada bangunan atau jirat yang berundak .
Ragam
hias yang ditampilkan di kompleks makam ini sangat bervariasi berupa
hiasan florastis dalam bentuk sulur – suluran dan terdapat dalam bentuk
pilin dan cakra. Selain ragam hias terdapat pula inskripsi yang
menghiasi bidang – bidang nisan bentuk gada bermahkota dan jirat.
Kalimat tauhid yang biasa terdapat pada inskripsi adalah Allah dan La
ilaha illallah disamping tahun hijriah.
Ragam
hias dan inskripsi tersebut dibuat dengan cara memahat atau mengukir
batu makam sehingga tercipta ornament – ornament timbul. Secara
keseluruhan bahan bangunan makam, baik jirat, kijing, nisan maupun
gunungan terbuat karang.
Sumber : http://www.budparpolewalimandar.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar