Situs
ini berada di Desa Napo, Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar
Propinsi Sulawesi Barat. I Manyambungi atau lebih dikenal dengan nama
Todilaling Raja Balanipa I (pertama).
Posisi kerajaan Balanipa dalam Pitu Ba`bana Binanga adalah sebagai
bapak/ketua dan sekaligus sebagai pemeran pokok dalam sejarah
perkembangan kerajaan –kerajaan
di Pitu Ba`bana Binanga. I Manyambungi berasal dari Napo, semasa kecil
beliau sering bersabung ayam dengan sepupunya anak
Tomakaka Napo. Suatu ketika I Manyambungi bersama sepupunya tersebut mengadakan adu ayam
(sabung ayam) namun ayam I Manyambungi pada saat itu kalah dan akhirnya
I Manyambungi membunuh sepupunya karena merasa malu. Karena peristiwa
itulah beliau melarikan diri ke Gowa dengan menumpang perahu Makassar
atas usulan Pappuangan Mosso di Campalagian. Setelah sampai di Gowa Ia
ditempa menjadi “Juak” anggota militer kerajaan Gowa bahkan pihak
kerajaan Gowa pada waktu itu member kepercayaan kepadanya untuk memimpin
tentara memerangi musuh – musuh kerajaan Gowa.
Kepopuleran
I Manyambungi tersebut didengar oleh pemuka – pemuka masyarakat di
daerah asalnya (Mandar), diperburuk oleh adanya kekacauan di dalam
negeri waktu itu. Kondisi ini dimanfaatkan sebaik – baiknya oleh pemuka
masyarakat untuk menghadap raja Gowa, meminta agar mengembalikan I
Manyambungi ke Tanah kelahirannya (Tanah Mandar). Kehadiran I
Manyambungi sangat diharapkan, memulihkan tanah Mandar dari kekacauan.
Kembalinya I Manyambungi dari Perantauan sekaligus merupakan tonggak sejarah baru bagi kerajaan Balanipa.
I
Manyambungi yang bergelar Todilaling diangkat sebagai Raja Balanipa I
dengan meliputi Appeq Banua Kaiyyang (Empat Kampung Besar), yakni Napo,
Samasundu, Todang – Todang dan Mosso.
I
Manyambungi mempersunting seorang gadis anak keluarga raja Gowa yang
dari perkawinan itu lahirlah Tomepayung Raja Balanipa kedua.
Sumber : http://www.budparpolewalimandar.blogspot.com/
asli cerita rakyat.. mantap eu...
BalasHapus